Senin, 20 Maret 2023

Hasil Analisis Ujian Terbuka Promosi Doktor Pandu Pramudita

 Hasil Analisis Ujian Terbuka Promosi Doktor Pandu Pramudita


Pada tanggal 14 maret 2023 kemarin, pak Pandu Pramudita dosen DKV unindra telah mengikuti ujian terbuka promosi doktor di ISI Surakarta. Pada penelitian nya beliau menggunakan metode fenomenologi dengan lokus penelitian material figur kayon gaya surakarta, yang didukung dengan data oral dari informan penelitian. Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah kesenian wayang kulit tidak hanya memiliki nilai adi luhung pada aspek pertunjukan dan sastra, tapi juga pada aspek bentuknya.

Dalam penelitian nya, beliau menyebutkan 3 kerangka konseptual. Kerangka konseptual yang pertama yaitu inovasi figur kayon tampak pada keragaman bentuk figur kayon yang dilihat dari aspek bidang dan isiannya, kerangka konseptual ini menggunakan pendekatan seni rupa dan teori ikonografi. Kerangka konseptual yang kedua yaitu inovasi bentuk figur kayon terjadi karena adanya proses kreatif yang dilakukan secara dialektis oleh seniman wayang dari pengalamannya terhadap bentuk-bentuk figur kayon sebelumnya, kerangka ini menggunakan pendekatan sosiologis dan teori dialektika. 

Kerangka konseptual yang terakhir yaitu nilai filosofis figur kayon berada pada simbolitas unsur-unsur pembentuknya yang ditemukan pada setiap figur kayon meski memiliki ragam bentuk dari hasil inovasi, kerangka konseptual ini menggunakan pendekatan antropologi, dan teori utama estetika jawa serta didukung dengan teori simbol dan estetika paradoks. Dalam penelitian nya, Pak Pandu menjelaskan bahwa figur kayon menjadi beragam dari masa ke masa. Figur kayon pertama diciptakan oleh sunan kalijaga pada 1443 tahun saka atau pada 1522 masehi dengan sengkalan yang berbunyi "geni dadi sucining jagat". Lalu pada tahun 1659 tahun saka atau 1739 masehi, Sri Susuhunan Paku Buwono II membuat figur kayon baru dengan sengkalan "gapura lima retuning bumi". Kemudian pada tahun 1856 masehi, terdapat figur kayon gapuran yang sekarang tersimpan di museum belanda. Figur kayon memiliki banyak macam, pada penelitian ini disebutkan bahwa kayon memiliki 97 ragam isian, 14 ragam tatahan, 3 ragam sunggingan, 2 ragam sunggingan belakang, dan 3 ragam raut bidang juga memiliki berbagai macam ukuran yaitu tinggi sekitar 75 cm sampai 99 cm dan lebar 38 cm hingga 59 cm. Simpulan pada penelitian milik Pak Pandu ini diantaranya  inovasi bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya surakarta memunculkan ragam bentuk figur yang memiliki estetikanya yang disebut dengan wanda kayon. Inovasi bentuk figur kayon pada wayang kulit purwa gaya surakarta terjadu karena seniman mengalami pengalaman estetis dan pengalaman artistik sehingga memunculkan dialektika bentuk figur kayon. Nilai filosofis pada bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya surakarta merupakan pandangan manusia terhadap dunia yang disebut dengan kosmologi, yang terdiri dari 3 bentuk yaitu makrokosmos, mikrokosmos, dan metakosmos.

Menurut saya penilitian dari Pak Pandu ini dibuat dengan sangat detail. Kita jadi bisa tahu bahwa figur kayon ini bukan hanya suatu pelengkap saja dalam pewayangan tetapi memiliki makna dan mengandung filosofis yang dalam. Kita jadi bisa lebih tau bahwa figur kayon ini memiliki jenis yang beragam. Penelitian ini dapat mengingatkan kita bahwa kita memiliki warisan budaya yang kaya dan harus kita jaga eksistensi nya, apalagi pada zaman sekarang banyak budaya luar yang masuk dan berpotensi menghilangkan budaya kita sendiri. 

Sabtu, 11 Maret 2023

Kepo Tentang Semiotika

 

Semiotika yang biasanya didefinisikan sebagai pengkajian tanda-tanda, pada dasarnya merupakan suatu studi atas kode-kode yakini system apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna.

Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata yunani Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu –yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya—dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai sebagai suatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya asap menandai adanya api, sirene mobil yang keras meraung-raung menandai adanya kebakaran di sudut kota.

Pada gambar diatas terdapat 3 konsep besar yaitu sign, object, dan concept. Untuk dapat memahami hal diatas saya akan memberikan 1 contoh.

 

 

Pada gambar diatas sudah ada 1 buah objek, setelah melihat objek tersebut semua orang pasti tahu bahwa ini adalah sebuah pensil, nah kata “pensil” ini merupakan sebuah tanda atau “sign” yang merujuk ke sebuah benda yang berbentuk seperti gambar diatas yang disini posisi nya sebagai “object”. Hubungan antara sign dengan object disebut dengan convention atau konvensi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, konvensi adalah permufakatan atau kesepakatan terutama mengenai adat, tradisi dan sebagainya. Konvensi juga bisa diartikan sebagai aturan dasar yang bisa timbul serta terpelihara jika dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang. Jadi dapat kita simpulkan tanda atau sign tadi bisa ada karena ada nya pemahaman yang sama dan telah disepakati semua orang bahwa benda tadi disebut dengan pensil.

Berikutnya adalah hubungan antara “sign” dengan “concept”. Setelah menemukan tanda atau “sign” pada sebuah “object”, di dalam pikiran kita pasti muncul gambaran mengenai “objek” tersebut, nah gambaran ini lah yang disebut dengan “concept”. Konsep merupakan abstraksi suatu ide, gagasan, imajinasi atau gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Konsep dinyatakan juga sebagai unit pecahan dari pengetahuan yang dibangun dari banyak contoh klasifikasi karakter. 

Misal pada contoh sebelumnya kita membahas tentang pensil, di dalam pikiran kita pasti muncul gambaran apa itu pensil. Pensil adalah alat tulis, pensil digunakan untuk menulis, pensil dapat digunakan untuk menggambar, pada umum nya kita akan terpikirkan hal-hal tersebut. Semua informasi tadi itu disebut dengan “perception” atau persepsi. Menurut Wikipedia persepsi adalah adalah tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan.

Yang terakhir adalah hubungan “concept” dengan “object”. Pada pengertian “concept” tadi di dalam pikiran kita dapat tergambarkan informasi mengenai object tersebut, informasi ini di dapat bila kita sudah mengetahui, pernah melihat, pernah mendengar, atau pernah melihat “object” tersebut dan ini lah yang disebut dengan “experience” atau pengalaman. Pengalaman ialah hasil persentuhan alam dengan panca indra manusia. Berasal dari kata peng-alam-an. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu dan hasil tahu ini kemudian disebut pengetahuan.

Singkatnya:

1.   1. Object

 

2.   2. Sign

Pensil

3.   3. Concept

  • Pensil adalah alat tulis
  • Pensil digunakan untuk menulis
  •  Pensil dapat digunakan untuk menggambar  

 

MENGINDENTIFIKASI, MITOS, METAFORA, DAN METONIMI DALAM JURNAL ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE PADA DIALOG DALAM SERIAL ANIME "NARUTO"

Mitos      Pada jurnal ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE PADA DIALOG DALAM SERIAL ANIME "NARUTO" terdapat berbagai karakter...