Selasa, 02 Mei 2023

ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE PADA DIALOG DALAM SERIAL ANIME "NARUTO"

 

Dani Setiawan1, Dewa Aditama2

Pendidikan Desain Komunikasi Visual, Universitas Indraprasta PGRI

 

Abstrak

Naruto adalah sebuah serial manga karya Masashi Kishimoto yang diadaptasi menjadi serial anime. Manga Naruto bercerita seputar kehidupan tokoh utamanya, Naruto Uzumaki, seorang ninja yang hiperaktif, periang, dan ambisius yang ingin mewujudkan keinginannya untuk mendapatkan gelar Hokage, pemimpin dan ninja terkuat di desanya. Menurut cerita, Naruto adalah seorang ninja dari desa Konoha (Konohagakure), sebuah desa fiktif yang konon tersembunyi di antara rimbunnya dedaunan hutan. Sejak kecil ia ditinggal oleh kedua orang tuanya, sehingga ia tidak pernah merasakan bagaimana kasih sayang orang tua kepada anaknya. Dengan dukungan dari teman-teman dan guru-gurunya, Naruto tumbuh menjadi pemuda yang ceria, optimis, dan pemberani. Masashi Kishimoto, pengarang serial manga ini, dikutip dari wawancara terbaru dari Shonen Jump Amerika mengatakan bahwa kehidupannya seperti Naruto ketika dia seumuran dengannya. Serial ini didasarkan pada komik one-shot oleh Kishimoto yang diterbitkan dalam edisi Akamaru Jump pada Agustus 1997. Di Indonesia, anime Naruto pernah ditayangkan oleh beberapa stasiun televisi seperti Trans TV, GTV, dan Indosiar.

Dalam anime ini, terdapat pesan-pesan moral yang dihadirkan melalui karakter dan alur cerita. Naruto bukan hanya anime hiburan, tetapi juga mengandung nilai-nilai moral yang kuat tentang kekuatan tekad, semangat pantang menyerah, persahabatan, dan saling menghargai. Dalam era di mana banyak orang mengalami tekanan dan kesulitan, Naruto memberikan inspirasi dan pelajaran berharga tentang bagaimana menjadi pribadi yang kuat dan gigih dalam mencapai impian. Saat ini banyak remaja yang menonton hiburan hanya untuk dinikmati saja, tanpa memperhatikan isi dari apa yang mereka tonton, untuk itu penelitian ini dilakukan agar audiens lebih bisa memahami nilai-nilai yang terkandung dalam media hiburan yang mereka tonton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna penanda dan petanda pada adegan, dialog dan setting dalam Anime Naruto. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan jenis penelitian kualitatif. Berdasarkan analisis teori semiotika Ferdinand De Saussure, terdapat representasi nilai kemanusiaan, nilai moral dan makna -makna yang dapat diambil melalui adegan, dialog dan setting pada Naruto. Adapun nilai moral yang terkandung pada anime Naruto ini adalah (1) pentingnya kepedulian terhadap sesama (2) memahami penderitaan sesama manusia (3) Pantang menyerah dan konsisten.

Kata kunci : Semiotika, Hiburan, Nilai, Moral, Naruto

 

* Korespondensi Penulis:

E-mail: dani.uwaw04@gmail.com

dewa26aditama@gmail.com

 

 

Pendahuluan

Sejak kecil, kita sudah tidak asing dengan hiburan. Hiburan adalah suatu bentuk kegiatan yang menarik perhatian dan minat penonton atau memberikan kesenangan dan kesenangan. Ini bisa berupa ide atau tugas, tetapi lebih cenderung menjadi salah satu kegiatan atau peristiwa yang telah berkembang selama ribuan tahun khusus untuk tujuan menjaga perhatian audiens. Pada umumnya hiburan dapat berupa permainan video, musik, film, opera, drama, ataupun berupa permainan bahkan olahraga. Anime adalah salah satu hiburan yang paling di minati oleh anak anak bahkan orang dewasa, baik itu di tonton melalui TV atau di smartphone. Akan tetapi, banyak orang menonton anime hanya sebagai hiburan saja tanpa memahami makna yang terkandung dalam cerita nya. Belajar tidak harus melalui buku, kita bisa belajar dari mana saja termasuk dengan menonton anime.

Anime adalah animasi asal Jepang yang digambar dengan tangan maupun menggunakan teknologi komputer. Kata anime merupakan singkatan dari animation dalam bahasa Inggris, yang merujuk pada semua jenis animasi. Di luar Jepang, istilah ini digunakan secara spesifik untuk menyebutkan segala animasi yang diproduksi di Jepang. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa anime dapat diproduksi di luar Jepang. Beberapa ahli berpendapat bahwa anime merupakan bentuk baru dari orientalisme. Anime pertama yang mencapai kepopuleran yang luas adalah Astro Boy karya Ozamu Tezuka pada 1963. Saat ini, anime sudah sangat berkembang jika dibandingkan dengan anime zaman dahulu, dengan grafis yang sudah berkembang sampai alur cerita yang lebih menarik dan seru. Masyarakat Jepang, dari anak-anak hingga orang dewasa, sangat antusias menonton anime dan membaca manga. Mereka menganggap anime itu bagian dari kehidupan mereka. Hal ini yang membuat beberapa televisi kabel menjadi terkenal akan beberapa film kartunnya, seperti Cartoon Network dan Nickelodeon yang mengekspor kartunnya. Sekarang anime menjadi sebuah bisnis yang menggiurkan bagi beberapa orang, dan banyak juga orang yang memanfaatkan hal ini untuk disalahgunakan.

Salah satu anime yang populer di Indonesia adalah Naruto. Naruto (ナルト) adalah sebuah serial manga karya Masashi Kishimoto yang diadaptasi menjadi serial anime. Manga Naruto bercerita seputar kehidupan tokoh utamanya, Naruto Uzumaki, seorang ninja yang hiperaktif, periang, dan ambisius yang ingin mewujudkan keinginannya untuk mendapatkan gelar Hokage, pemimpin dan ninja terkuat di desanya. Serial ini didasarkan pada komik one-shot oleh Kishimoto yang diterbitkan dalam edisi Akamaru Jump pada Agustus 1997.

Manga Naruto pertama kali diterbitkan di Jepang oleh Shueisha pada tahun 1999 dalam edisi ke-43 majalah Shonen Jump. Di Indonesia, manga ini diterbitkan oleh Elex Media Komputindo. Popularitas dan panjang seri Naruto sendiri (terutama di Jepang) menyaingi Dragon Ball karya Akira Toriyama, sedangkan serial anime Naruto, diproduksi oleh Studio Pierrot dan Aniplex, disiarkan secara perdana di Jepang oleh jaringan TV Tokyo dan juga oleh jaringan televisi satelit khusus anime, seperti Animax dan stasiun televisi lainnya, pada 3 Oktober 2002 sampai sekarang. Seri pertama terdiri atas 9 musim dan berlangsung 220 episode. Musim pertama dari seri kedua mulai ditayangkan pada tanggal 15 Februari 2007. Di Indonesia sendiri, anime Naruto pernah ditayangkan oleh stasiun televisi Trans TV pada tahun 2004 hingga 2005, yang kemudian ditayangkan lebih lanjut oleh GTV sejak tahun 2005 dan sempat ditayangkan di Indosiar untuk musim keempat dan kelima sampai Naruto Shippuden musim kelima dari tahun 2008 hingga 2009.[2][3] Selain serial anime, Studio Pierrot telah mengembangkan delapan film untuk seri dan beberapa original video animation (OVA). Jenis barang dagangan termasuk novel ringan, permainan video dan koleksi kartu yang dikembangkan oleh beberapa perusahaan.

Naruto Shippuden adalah sebuah seri anime yang diadaptasi dari bagian II manga Naruto. Serial ini disutradarai oleh Hayato Date dan diproduksi oleh Studio Pierrot dan TV Tokyo. Pada bagian ini, pergerakan organisasi Akatsuki semakin terlihat. Naruto Shippuden juga telah dibuat versi filmnya dengan judul Naruto Shippuden The Movie yang dirilis di Jepang pada Agustus 2007. Film ini menceritakan tentang usaha ninja jahat dalam membangkitkan Mouryou, roh jahat yang telah dikalahkan 20 tahun yang lalu. Setelah Naruto Shippuden The Movie dirilis, hadir pula Naruto Shippuden The Movie 2: Bond. Film ini menceritakan serangan kelompok ninja dari Negara Langit kepada Desa Konoha. Kemudian Naruto Shippuden The Movie 3: Inheritors of The Will of Fire. Di sini diceritakan Desa Konoha dituduh sebagai dalang penyebab para ninja dengan Kekkei Genkai menghilang dari Desa Suna, Desa Kiri, Desa Kumo dan Desa Iwa. Di Indonesia, Naruto Shippuden sempat ditayangkan di Indosiar dan GTV.

Anime Naruto telah menjadi salah satu anime terpopuler di dunia dan memiliki banyak penggemar di seluruh dunia. Dalam anime ini terdapat pesan moral yang kuat tentang kekuatan tekad, semangat pantang menyerah, persahabatan, dan saling menghargai. Namun, banyak penggemar yang hanya menonton anime ini untuk dinikmati saja tanpa memperhatikan isi dari apa yang mereka tonton. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membahas nilai moral dalam anime Naruto menggunakan semiotika Ferdinand De Saussure. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pesan-pesan kemanusiaan, nilai moral, dan makna-makna yang dapat diambil dari adegan, dialog, dan setting dalam anime Naruto.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam dan detail tentang suatu fenomena atau objek penelitian. Dalam penelitian bertujuan untuk mencari nilai nilai kehidupan yang dapat diambil dari karakter pada serial anime “Naruto”, metode ini dapat membantu menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang makna yang terkandung dalam suatu dialog interaksi dalam serial anime Naruto tersebut. Semiotika Ferdinand de Saussure digunakan untuk menganalisis komponen penanda dan petanda pada beberapa dialog yang diucapkan pada karakter, serta menafsirkan makna yang terkandung dalam dialog tersebut.

Hasil dan Pembahasan

Pada bagian ini, penulis akan menguraikan lebih detail hasil serta pembahasan dari hasil analisis dialog dalam serial anime Naruto.

"Jika kau menungguku untuk menyerah, kau akan menungguku selamanya."  - Uzumaki Naruto

Signifier (penanda)        : Kata yang diucapkan oleh Uzumaki Naruto dibeberapa episode saat semua orang ragu padanya.

Signified (petanda)        : Naruto yang menunjukan sikap pantang menyerah dan tekad untuk terus berusaha dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.

 


"Shinobi yang melanggar aturan memang disebut sampah, tetapi Shinobi yang meninggalkan sahabatnya lebih rendah dari sampah." - Uchiha Obito

Signifier (penanda)        : Kutipan yang diucapkan oleh Uchiha Obito dalam anime Naruto Shippuden, yang berjudul "Kakashi Chronicles - A Boy's Life on the Battlefield - Part 1". Pada episode ini, Obito memberikan pelajaran moral kepada Kakashi tentang nilai persahabatan dan kepercayaan di antara shinobi.

Signified (petanda)        : Uchiha Obito yang menunjukkan dengan tegas bahwa nilai persahabatan dan kesetiaan sangat penting di antara para shinobi. Bukan hanya kemampuannya saja, tetapi juga ikatan persahabatan antara shinobi yang lainnya.




"Takdir setiap manusia memang telah ditentukan sejak mereka lahir, tetapi dengan kerja keras kita dapat mengalahkan takdir." - Uzumaki Naruto

Signifier (penanda)        : Sebuah ungkapan yang diucapkan oleh Naruto Uzumaki pada anime Naruto Shippuden dengan judul "Confession". Pada episode ini, Naruto berbicara dengan Hinata tentang perasaannya terhadap Sakura dan bagaimana ia berusaha untuk mengubah takdirnya sendiri melalui usaha dan kerja keras.

Signified (petanda)        : Naruto yang memperjuangkan gagasannya bahwa keberhasilan tidak tergantung pada takdir semata, tetapi juga sangat tergantung pada kerja keras dan upaya yang dilakukan seseorang.

 

"Di mana ada cahaya disitu ada bayang-bayang, dimana ada pemenang disitu ada pecundang." Uchiha Madara

Signifier (penanda)        : kata kata yang diucapkan Uchiha Madara kepada Uchiha Obito, setelah dia menyelamatkan dan merawat Obito

Signified (petanda)        : Madara mengajarkan konsep dunia yang ia pahami kepada Obito. "Di mana ada cahaya disitu ada bayang-bayang" cahaya disini melambangkan kebaikan dan bayang bayang-bayang ini melambangkan kejahatan, yang pada kenyataannya kedua hal ini tidak bisa dipisahkan. Begitu juga dengan kalimat "dimana ada pemenang disitu ada pecundang", 2 hal ini tidak bisa dipisahkan, karena jika ada pihak yang menang, sudah tentu ada pihak yang kalah. Dapat disimpulkan   bahwa kita tidak bisa menghilangkan kejahatan di dunia ini, karena kebaikan dan kejahatan merupakan 2 sisi yang berbeda pada 1 koin yang sama, Keduanya akan terus ada.


"Jika Anda Tidak Berbagi Rasa Sakit Seseorang, Anda Tidak Akan Pernah Bisa Memahami Mereka." – Pain

Signifier (penanda)        : kata kata yang diucapkan karakter antagonis bernama Pain kepada Uzumaki Naruto, saat ia menyerang desa konoha tempat Naruto tinggal.

Signified (petanda)        : kata kata ini merupakan konsep berpikir Pain yang ia yakini. Ia berfikir Manusia tidak akan bisa benar benar saling memahami, jika tidak mengalami hal yang sama ataupun rasa sakit yang sama. Pada saat kecil, Pain telah menderita karena kehilangan orang orang yang ia sayangi akibat perang. Ia tinggal di daerah yang kecil bernama Desa Amegakure yang menjadi medan perang karena terletak di tengah tengah Negara-Negara besar yang saling bermusuhan termasuk Desa konoha. Ia menjadi korban akibat konflik dari Negara-Negara lain.  Ia pun membalaskan dendam nya kepada desa konoha dengan menghancurkan dan membunuh orang-orang di desa itu, agar mereka merasakan penderitaan yang sama denganya, agar mereka memahami rasa sakit apa yang di rasakannya. Di kehidupan sehari-hari, kita juga dapat menjumpai hal yang serupa. Di saat kita menceritakan kesulitan ataupun penderitaan yang kita alami kepada orang lain, terkadang orang meremehkan hal itu, bahkan mengatakan kalau kita kurang bersyukur atau justru mulai mengadu nasib dengan apa yang mereka alami. Karena memang manusia tidak bisa benar-benar saling memahami satu sama lain jika mereka tidak mengalami hal yang sama. Bahkan pada hal yang sama atau kejadian yang sama pun manusia merasakan perasaan yang berbeda dan respon yang berbeda pula.

 

"Saat kamu disakiti, kamu akan membenci

Sebaliknya jika kamu menyakiti seseorang, kamu akan dibenci

Dan kamu juga akan merasa bersalah

Tetapi mengerti akan rasa sakit membuatmu bersikap lebih baik pada orang lain

Itulah kita manusia

Dengan mengerti rasa sakit, manusia akan berkembang

Dan dengan mengalami rasa sakit, juga membantu kita untuk dewasa

Ini tentang kemampuan kita untuk berpikir dan membuat keputusan kita sendiri"

- Jiraiya

Signifier (penanda)        : kata kata yang diucapkan oleh karakter Jiraiya yang berperan sebagai mentor atau guru dari beberapa karakter termasuk Naruto, kepada salah satu murid nya bernama Uzumaki Nagato

Signified (petanda)        : Kata kata ini merupakan sebuah nasehat dari Jiraiya kepada murid nya Nagato yang sedang menangis dan menyesal karena tidak sengaja membunuh orang yang menyakiti temannya. Nagato melakukan itu karena ia ingin melindungi temannya, tetapi ia merasa bersalah akan hal itu. Jiraiya sebagai gurunya tidak langsung mengadili atau menilai tindakan nagato apakah itu salah atau benar, tetapi ia memberikan nasehat dan menjelaskan hukum sebab-akibat yang berlaku. Ia mengajarkan bahwa dengan mengerti rasa sakit, manusia akan bisa berkembang. Dewasa adalah ketika kita mampu berpikir dan membuat suatu keputusan untuk mengetahui dan untuk merespon rasa sakit lalu membuat jawaban kita sendiri akan rasa sakit tersebut.

 

Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang peneliti telah bahas, dapat disimpulkan bahwa dialog dan kutipan yang ditemukan dalam anime “Naruto” mengandung makna yang mendalam bagi setiap karakter. Dalam kajian semiotika Ferdinand de Saussure, narasi dan kutipan tersebut dapat dipandang sebagai tanda yang terdiri dari signifier (penanda) dan signified (petanda), yang saling berkaitan dan membentuk sebuah makna.

Melalui dialog dan kutipan tersebut, kita dapat memahami nilai-nilai moral yang diusung dalam cerita Naruto, seperti tekad pantang menyerah dan kepercayaan pada persahabatan yang kuat. Selain itu, ucapan dari setiap karakter tersebut juga memperlihatkan bagaimana karakter-karakter dalam anime ini berjuang untuk mengubah takdir mereka sendiri melalui kerja keras dan usaha yang tak kenal lelah.

Dalam kajian semiotika, dialog tersebut juga dapat dianggap sebagai representasi dari tekad, semangat, nilai persahabatan, sikap seorang pejuang, filosofi yang mereka pegang yang diucapkan oleh karakter didalam anime Naruto tersebut. Oleh karena itu, kita dapat memahami anime Naruto bukan hanya sebagai hiburan semata, tetapi bisa menjadi pembelajaran dan representasi sebuah sikap, tekad dan nilai nilai moral yang dapat kita ambil sisi positif dari nya.

 

Daftar Pustaka

Hiburan. 2023, Februari 22. Melalui Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Hiburan

Anime. 2023, April 27. Melalui Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Anime

Naruto. 2023, Maret 6. Melalui Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Naruto

Masashi Kishimoto. 2002. Naruto

Masashi Kishimoto. 2007. Naruto Shippuden

 


Review 20 Jurnal

 

Judul: Hubungan kontrol diri dan konformitas terhadap perilaku konsumtif remaja penggemar animasi Jepang (anime) di Denpasar
Object: remaja penggemar animasi Jepang (anime) di Denpasar
Metode/Perspektif: Metode penelitian Variabel
Analisis: regresi berganda
Kesimpulan:

Hasil uji regresi berganda yang menunjukkan nilai koefisien R sebesar 0,205 serta nilai F hitung sebesar 2,437 dengan taraf signifikansi 0,092(p>0,05). Hal ini berarti kedua variabel bebas dianggap tidak memiliki hubungan secara simultan terhadap variabel terikat. Setelah dilakukan analisis lanjutan dengan uji regresi sederhana, didapat hasil bahwa konformitas yang memiliki hubungan terhadap perilaku konsumtif, sedangkan kontrol diri tidak memiliki hubungan terhadap perilaku konsumtif. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung konformitas sebesar 4,423 dan signifikansi sebesar 0,038 (p<0,05) serta kontribusi sebesar 2,9%. Sedangkan nilai F hitung kontrol diri sebesar 0,836 dan signifikansi sebesar 0,363 (p>0,05).

Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, terdapat hasil bahwa hasil analisis lanjutan menunjukkan bahwa konformitas secara parsial memiliki hubungan terhadap perilaku konsumtif remaja penggemar anime, sedangkan kontrol diri secara parsial tidak memiliki hubungan terhadap perilaku konsumtif remaja penggemar anime. Remaja penggemar anime di Denpasar memiliki tingkat kontrol diri yang tinggi dan perilaku konsumtif yang rendah, serta tingkat konformitas yang sedang.

 

Judul: Analisis Semiotika Representasi Budaya Jepang Dalam Film Anime Barakamon
Object: Film Anime Barakamon
Metode/Perspektif: Metode Penelitian kualitatif
Analisis: teori semiotika Roland Barthers.
Kesimpulan:

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti dalam menganalisis data berupa data adegan-adegan (scene- scene) dalam film anime Barakamon dengan menggunakan teori Roland BArthers, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Makna Denotasi Makna denotasi pada film anime Barakamon terdapat pada symbol atau yang dipresentasikan secara verbal dan non verbal dari setiap scene pada jalan cerita tokoh utama mengenai budaya-budaya Jepang yang terdapat di film anime tersebut.
2. Makna Konotasi
Makna konotasi terdapat pada perilaku tokoh dan komunikasi verbal maupun non verbal antar tokoh mengenai budaya yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Jepang terutama pada budaya di musim panas.
3. Makna Mitos
Mitos dalam film anime ini dapat dilihat dari kebudayaan Jepang yang dipengaruhi oleh agama Shinto. Agama Shinto merupakan ajaran yang menyembah para dewa-dewa dana segala kekuatan yang ada di alam semesta. Salah satu kebudayaan Jepang dari ajaran Shinto yang ditampilkan oleh film ini adalah Obon Matsuri (Festival pulangnya roh para leluhur) yang dimana pada festival ini diadakan pada musim pada tanggal 15 Agustus selama 5 hari. Tradisi ini dilakukan untuk menghormati para leluhur pulang ke rumah ataua ke dunia. Selain itu, pelaksanaan tradisi ini juga berbeda-beda pada setiah daerah.

 

Judul: ANALISIS SEMIOTIKA SAUSSURE PADA KARYA POSTER MAHARANI YANG BERJUDUL “SAVE CHILDREN”
Object: Karya Poster Maharani Yang Berjudul “Save Children”
Metode/Perspektif: Metode Penelitian kualitatif
Analisis: Semiotika Ferdinand De Saussure
Kesimpulan:

Berdasarkan analisis sistem penandaan yang terdapat pada poster “Save Children” ini dapat
disimpulkan bahwa tanda signifier dan tanda signified cukup jelas pemaknaannya baik dari sisi pesan visual atau pesan verbal yang disampaikan. Secara keseluruhan pemaknaan yang ditangkap dari poster ini berkaitan dengan kebebasan anak-anak. Pada usia dini anak-anak memang harus lebih diperhatikan, terutama yang berkaitan dengan kebebasan anak itu sendiri. Pada umumnya anak pada usia dini masih berada pada tahap eksplorasi, oleh karena itu mereka selalu merasa penasaran dengan apa yang belum mereka ketahui. Sebagian besar orang tua masih membatasi kebebasan anak dalam bermain. Di samping itu, analisis system pendaan berdasarkan teori Saussure pada poster yang berjudul “Save Children” adalah melihat sejauh mana entitas-entitas sebuah tanda yang memiliki hubungan
pemaknaan antara signifier dan signified yang bermuara pada eksternal reality atau pemaknaan yang sebenarnya yang berkaitan dengan kebebasan anak. Melalui proses analisis tanda berdasarkan teori semiotika Saussure diharapkan mampu menjadi pemicu bagi sebagian orang tua untuk memberikan kebebasan kepada anak mereka sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Di samping itu, Penggalian informasi yang dilakukan dalam analisis poster ini memberikan sebuah pemahaman bagaimana seorang desainer harus jeli dan teliti dalam menggunakan dan menempatkan tanda-tanda verbal dan nonverbal di dalam karya posternya.

 

Judul: PENGGUNAAN SEMIOTIKA DALAM FILM ANIMASI “SINGA DAN TIKUS” YANG DITUJUKAN UNTUK ANAK-ANAK
Object: Film Animasi “Singa Dan Tikus”
Metode/Perspektif: Metode Penelitian kualitatif
Analisis: konsep Semiotika Triadik oleh Carles Sander Pierce
Kesimpulan:

Dalam Animasi 2 Dimensi Singa dan Tikus, penggambaran visual karakter dan background
animasi dibuat lebih sederhana, hal ini ditujukan untuk target anak-anak, agar pesan mudah untuk dimengerti dan dipahami. Visual yang menarik dapat menambah ketertarikan anak untuk mau memahami isi dari animasi. Penggunaan semiotika sudah tepat dalam animasi Singa dan Tikus, karena menggunakan tanda yang sederhana dan mudah dimengerti. Hal tersebut dibuktikan dengan pengkajian melalui konsep semiotika Sander Pierce. Icon pada setiap karakter, indeks pada ekspresi karakter, dan simbol diterapkan dalam aset-aset pendukung pada background animasi. Dengan pendekatan semiotika penelitian mampu
memahami makna yang ada didalam animasi Singa dan Tikus. Tampilan yang menarik, dengan pemaknaan tanda yang sederhana diharapkan mampu untuk penyampaian pesan kepada target yang dituju kususnya pada anak.

 

Judul: Pesan Dakwah dalam Film Animasi Nussa dan Rara Episode 1-5 (Analisis Semiotika Roland Barthes)
Object: Film Animasi Nussa dan Rara Episode 1-5
Metode/Perspektif: Metode Penelitian kualitatif
Analisis: Semiotika Roland Barthes
Kesimpulan:

Setelah menganalisa dari setiap episode diatas, dapat dikatakan bahwa film animasi Nussa dan Rara adalah film animasi yang sangat menarik. Film animasi ini merupakan film yang berisi pesan dakwah dan merupakan film yang mampu memberi nilai edukasi positif bagi anak-anak yang gemar menonton film animasi. Sehubungan dengan penelitian ini yang berjudul “Pesan Dakwah dalam Film Animasi Nussa dan Rara”, dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes yang membagi tanda menjadi dua, yaitu denotasi dan konotasi. Dengan menganalisis pesan dakwah dalam episode 1-5 yang diteliti. Berdasarkan hasil analisis, dapat diambil kesimpulan bahwa denotasi dan konotasi pesan dakwah dalam film animasi Nussa dan Rara meliputi; bagaimana adab sebelum tidur yang harus dikerjakan bagi  setiap  muslim,  memulai  segala  sesuatu  pekerjaan  dengan  membaca  basmalah, memberikan senyum kepada saudara kita karena senyum merupakan sedekah yang paling mudah,  membersihkan  lingkungan  sekitar  agar  tercipta  suasana  nyaman  danasri,  serta bila  adzan  sedang  berkumandang  jangan  berisik  karena  adzan  adalah  panggilan  Allah yang  harus  disegerakan.  Dari  pesan  dakwah  inilah  yang  ingin  ditunjukkan  menjadi pengajaran bagi masyarakat terutama bagi diri sendiri.Dari  uraian  diatas  didapatkan  beberapa  kesimpulan  yang  selaras  dengan  pembahasan penelitian ini yakni:

1.Film animasi biasanya hanya untuk hiburan semata, namun sekarang sudah ada film animasi yang mengandung pesan dakwah.

2.Dakwah lebih mudah disampaikan kepada anak-anak melalui film animasi.

3.Pesan  dakwah  yang  dikemas  dengan  lebih  menyenangkan  dan  contoh-contoh  yang dapat  ditemui  di  kehidupan  nyata  membuat  masyarakat  nyaman  dan  lebih  mudah menerima pesan tersebut.

 

Judul: EMOSI DASAR DALAM FILM (Studi Analisa Semiotika dalam Film Animasi “Inside Out”)
Object: Film Animasi “Inside Out”
Metode/Perspektif: metode penelitian kualitatif deskriptif
Analisis: Semiotika Roland Barthes
Kesimpulan:

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti ditemukan bagaimana
merepresentasikan emosi dasar dalam film animasi Inside Out. Karakter emosi
dasar seperti joy (kebahagiaan), sadness (kesedihan) dan disgust (kebencian atau
kejijikan) yang ada dalam film animasi tersebut memiliki ciri fisik dan berpakaian
yang menggambarkan sosok perempuan. Karakter anger (kemarahan) dan fear
(ketakutan) memiliki ciri fisik dan cara berpakaiannya lebih menggambarkan
sosok maskulinitas seorang laki-laki. Laki-laki yang digambarkan di film animasi
Inside Out ini lebih peduli akan penampilannya dan fashionable. Saran penelitian
ini adalah harus disadari bahwa konsep perbedaan representasi emosi bahagia,
sedih, marah, takut dan benci atau jijik dalam film animasi Inside Out
memberikan pemaknaan yang dilihat dari segi fisik (penampilan) dan berpakaian
yang menggambarkan karakter emosi. Melihat mitos yang hampir serupa disetiap
Negara bisa dijadikan keuntungan untuk memaknai segala hal.


Film perlu diketahui merupakan media massa yang mampu menjangkau
seluruh dunia, memberikan informasi yang sangat cepat dan memaknai berbagai
tanda yang terkandung di dalam film. Karena itu film harus memberikan
pemaknaan-pemaknaan dalam bentuk hiburan yang mendidik.. Penelitian tentang
film sudah banyak dilakukan peneliti-peneliti terdahulu dengan menjadikannya
pisau bedah untuk memberikan sedikit kemudahan dalam melakukan penelitian.
Analisis semiotika begitu luas dan banyak namun bisa digunakan untuk
pemaknaan dengan apa yang film ingin sampaikan kepada penonton. Penelitian
tentang makna yang terkandung dalam film juga tidak hanya menggunakan teori
semiotika namun juga harus menggunakan teori tambahan untuk lebih
memperjelas penelitian.

 

Judul: REPRESENTASI SIFAT MANUSIA DALAM KARAKTER ANIMASI STUDI ANALISIS SEMIOTIKA DALAM FILM ANIMASI “THE ANGRY BIRDS”
Object: FILM ANIMASI “THE ANGRY BIRDS”
Metode/Perspektif: metode penelitian kualitatif deskriptif
Analisis: semiotika Roland Barthes
Kesimpulan:

Hasil penelitan menemukan bagaimana representasi sifat manusia dalam karakter film animasi 3D The Angry Birds. Karakter Red (agresif, pemarah), Chuck (cerdas, tangkas), Bomb (kalem, menakutkan), Matilda (baik, lemah lembut) dan Terence (misterius, kuat) yang ada dalam film The Angry Birds memiliki ciri-ciri bentuk karakter dan warna berbeda
satu sama lain. Dalam film The Angry Birds, warna-warna tiap karakter memberikan makna tertentu bagi yang melihatnya, namun sifat asli dari karakter bisa saja berbeda. Tidak hanya warna, bentuk tubuh karakter dalam film animasi tidak perlu mengacu pada realita dunia nyata, tidak perlu proporsional, karena yang terpenting adalah supaya karakter tersebut mudah diingat dan melekat di hati para penontonnya.

 

Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure sebagai Representasi Nilai Kemanusiaan dalam Film The Call
Object: Film The Call

Metode/Perspektif: Metode Penelitian Kualitatif
Analisis: Semiotika Ferdinand De Saussure
Kesimpulan:

a. Penanda
Penanda dalam semiotika ini dikemukaan oleh Ferdinand De Saussure dilihat sebagai bentuk atau wujud
fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur. Makna petanda yang dapat diambil dari tujuh scene yang telah
dianalisis melalui adegan, dialog, dan latar adalah gambaran tentang seorang operator darurat yang dituntut untuk
bisa menyelamatkan masyarakatnya yang membutuhkan pertolongan dengan segala macam solusi..
 b. Petanda
Petanda dalam semiotika ini dikemukaan oleh Ferdinand De Saussure dilihat sebagai makna yang terungkap
melalui fungsi dan nilai-nilai yang terkandung di dalam karya arsitektur. Tokoh seorang pelayan operator darurat
yang memperlihatkan keperdulian, rasa cinta, tolong menolong kepada orang yang tidak ada hubungan keluarga,
bukan seorang teman akan tetapi bisa berjanji dan menepatinya untuk menyelamatkan. Inilah yang termasuk nilai
kemanusiaan yang terkandung dikaitkan dengan dialog, adegan, dan latar dalam film ini.
c. Nilai Kemanusiaan
Berdasarkan analisis semiotika Saussure, terdapat representasi nilai kemanusiaan yang diproyeksikan melalui
adegan, dialog, dan latar. Adapun nilai kemanusiaan yang tampak pada film The Call ini adalah :
1) Kepedulian terhadap sesama manusia
2) Rela berkorban demi keselamatan masyarakat
3) Tolong-menolong bekerja sama di tengah kesulitan
4) Menempatkan kepentingan masyarakyat di atas kepentingan pribadi.

 

Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure (Petanda dan Penanda) dalam Tradisi Angngaru pada Suku Makassar

Object: Tradisi Angngaru pada Suku Makassar
Metode/Perspektif: Metode Penelitian Kualitatif
Analisis: berdasarkan kajian Semiotika Ferdinand De Saussure
Kesimpulan:

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan yakni makna-
makna yang terkandung dalam angngaru yakni kita harus bersikap loyal, amanah,
patriot dan bertanggung jawab. Amanat itulah yang tertanam dalam setiap kalimat
angngaru. Menurut narasumber, masyarakat beberapa sulit memaknai petanda atau
penanda yang ada didalam angngaru. Dengan mengetahui petanda dan penanda
dalam angngaru dapat lebih dengan serius jika mempraktikan angngaru. Angngaru
juga memberikan banyak penanda ataupun petanda-petanda kepada tiap-tiap yang
menolaknya.

Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Makna Pesan Iklan Rokok A Mild Versi Langkah
Object: Makna Pesan Iklan Rokok A Mild Versi Langkah
Metode/Perspektif: Metode Penelitian Kualitatif
Analisis: Semiotika Ferdinand De Saussure
Kesimpulan:

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berkaitan dengan tujuan penelitian yakni sebagai berikut :
1. Penanda yang terdapat dalam iklan Rokok A Mild versi Langkah, langkah ini adalah hasil dari apa yang kita lalui. Hal ini bisa kita ketahui dari beberapa adegan langah manusia yang beraktifitas dengan ekspresi langkah sangat ringan dan ia sukai tanpa beban. Ada pula langkah berat, langkah berderap, langkah sendiri, langkah gak melangkah, langkah melawan arus, langkah penuh dengan penasaran. Adapun petanda dalam iklan Rokok A Mild Versi Langkah adalah hari ini adalah langkah yang kita lalui dari berbagai macam langkah yang ditayangkan. Langah yang ringan digambarkan oleh iklan dengan beberapa adegan langkah ringan bebrapa pemuda yang menggunakan skateboard dan pria yang terjun kedalam sungai dengan ceria. Sedangkan dalam langkah berat digambarkan dalam iklan beberapa adegan dengan langkah yang menaiki tangga, seorang cewek yang memakai high heel dan beberapa pemuda yang mendorong mobilnya. Dan yang ketiga langkah mundur yang digambarkan dengan seorang cewek sedang melukis tapi terlihat tidak berhasil dan seorang pria didalam hutan yang ketakutan. Selanjutnya langkah yang berderap digambarkan dengan beberapa pria yang berjalan cepat dan seorang cewek berjalan sendiri dijalan yang gelap. Langkah yang gak melangkah adalah langkah dimana seorang cewek yang
menunggangi kuda namun berdiri diatas kuda dan seorang pria yang menari dengan tangan menahan badannya. Langkah yang searus digambarkan adalah seorang pria yang berselancar dengan arus dilaut. Langkah yang berlawanan arus terlihat seorang pria yang naik eskalator berlawanan arah turun dengan orang lain. Sementara ia naik dengan melwati orang yang padat, langkah penuh dengan pencarian digambarkan dengan beberapa orang yang menjajaki gunung untuk mencapi tujuan yang meraka capai.
2. Makna pesan yang terkandung dalam iklan Rokok A Mild Versi langkah
adalah :
a. A mild bertujuan untuk mewakili rokok pemula, pemuda, dewasa serta masyarakat luas, yang sesuai dengan gambar scene dalam iklan seperti langkah berat dan setiap scenenya diperakan oleh pemuda dan orang dewasa.
b. A mild memiliki tingkatan Tar dan Nikotin lebih rendah dibandingkan rokok lainnya dan A mild mempunyai rasa menthol yang digemari banyak orang. Seseuai didalam gambar iklan yang menggambarkan langkah ringan dan langkah sendiri.
c. A mild dalam scene terakhir memberi pilihan Langkah apa kita selanjutnya, disini A mild menegaskan kepada konsumen bahwa langkah selanjutnya pilihlah A mild walaupun menemukan berbagai produk rokok lainya, seperti didalam gambar seorang pria yang menemukan persimpangan jalan, lalu bertanya kemana langkah kita selanjutnya? Langkah selanjutnya pilih A mild. A mild menggambarkan bahwa A mild yang terbaik bagi pemuda dan kalangan dewasa.

 

Judul : Analisis Semiotika Pesan Moral Dalam Film Kimetsu No Yaiba “Mugen Train”

Objek : Film Kimetsu No Yaiba “Mugen Train”

Metode : Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan model semiotika Roland Barthes.

Analisis : Menggunakan metode analisis semiotika dengan model semiotika Roland Barthes, lalu melakukan pengamatan dari hasil objek penelitian untuk mendapatkan data dari potongan – potongan adegan pada film tersebut sehingga mendapatkan pesan moral yang disampaikan.

Kesimpulan : Pesan moral dalam film Kimetsu No Yaiba The Movie Mugen Train bisa dilihat dari bagian film yang ada dalamnya melalui adegan dan dialog. Peneliti menemukan tanda-tanda kasih sayang yang ada pada film “Kimetsu No Yaiba The Mugen Train” pada toko ibu dari Kyojuro berupa kasih sayang orang tua, persahabatan dalam sosial support, dan membantu orang tua.

 

Judul : STUDI SEMIOTIKA KARAKTER MONOKUMA PADA ANIME FRANCHISE SERIES “DANGANRONPA”

Objek : karakter Monokuma pada anime franchise series “DANGANRONPA”

Metode : Menggunakan metode pendekatan kualitatif.

Analisis : Berdasarkan penjabarkan terhadap visualisasi karakter, dialog dan gesture, Karakter Monokuma, maka ada beberapa point penting yang menjadi dasar analisis terhadap karakter Monokuma. (1) Ikon karakter Monokuma yang mengambil bentuk dari sosok beruang. Dalam bahasa Jepang, kata “Kuma” memang diterjemahkan sebagai binatang beruang. (2) Melalui dialog dan gesture, bahwa sosok Monokuma melakukan tindakan yang bersifat terror.

Kesimpulan : Seri “Danganronpa” mampu menampilkan sosok karakter Monokuma sebagai karakter yang kontradiktif. Tata visual yang lucu tapi memiliki karakter antagonis. Hal ini diperkuat dengan dialog dan filosofi yang dipegang oleh karakter tersebut.

 

Judul : ANALISIS KARAKTER PANGERAN BOJJI DALAM ANIME OUSAMA RANKING

Object : karakter pangeran “Boiji” dalam anime Ousama Ranking

Metode : Menggunakan metode deskriptif kualitatif

Analisis : Dengan menguraikan menguraikan lebih detail karakter “Boiji” terhadap pakaian, serta fisiknya sehingga mendapatkan sebuah makna tanda pada Karakter Pangeran “Bojji”

Kesimpulan : Karakter menjadi peran penting dalam sebuah cerita dikarenakan dapat menghidupkan suasana serta penggambaran, seperti karakter Pangeran Bojji yang menjadi karakter utama dalam anime Ousama Ranking. Dari visual karakter Bojji dapat diambil kesimpulan bahwa Pangeran Bojji memiliki tanda bahwa karakter ini merupakan penggambaran seorang Pangeran atau bangsawan yang berasal dari transisi antara era medieval dan renaissance. Karakter yang memiliki sifat yang baik, dan sederhana. Hal ini dapat terlihat melalui fitur muka hingga psikologi warna.

 

Judul : MAKNA UNGKAPAN AI (CINTA, ) DALAM ANIME VIOLET EVERGARDEN KARYA AKATSUKI KANA (TINJAUAN SEMIOTIKA C. S. PIERCE)

Object : Ungkapan AI (CINTA, ) dalam anime Violet Evergarden karya Akatsuki Kana

Metode : Menggunakan metode pendekatan kualitatif

Analisis : Gilbert merasa sedih harus mengikutsertakan Violet kedalam perang, Gilbert ingin Violet bebas dan menjalani kehidupan seperti gadis biasa. Makna tanda “Ai” atau cinta dalam representasi ini adalah Gilbert ingin orang yang ia cintai tidak menderita dan merasakan kebebasan dan tak seharusnya ia menderita karena perang.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan mengenai analisis makna ungkapan cinta dalam anime Violet Evergarden, diperoleh simpulan sebagai berikut, bahwa dalam anime atau animasi berjudul Violet Evergarden karya Akatsuki Kana terdapat dialog dan visual atau gambaran pemaknaan cinta atau ai yang dideskripsikan melalui analisis penggunaan tanda indeks, ikon dan simbol.

 

Judul : ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PIERCE PESAN MORAL DALAM FILM ANIMASI ATTACK ON TITAN THE FINAL SEASON

Object : Film animasi Attack on Titan the Final Season

Metode : Menggunakan metode pendekatan kritis yang didasarkan pada teori Charles Sanders Pierce.

Analisis : Film Animasi Attack on Titan The Final Season merupakan sebuah metafora Perang Dunia II. Aksi, Misteri, Genosida, Militer, Peperangan adalah tema utama film animasi Attack on Titan. Kisahnya berfokus pada umat manusia yang harus bertahan hidup di tengah dominasi makhluk besar dan mengerikan yang dinamakan Titan.

Kesimpulan : Film Animasi Attack on Titan The Final Season memiliki nuansa cerita yang kelam. Dengan adegan kejadian di dalam animasi tersebut, banyak pesan moral yang dapat kita ambil dari Film Animasi Attack on Titan The Final Season.

 

Judul : Analisis Semiotika pesan moral dalam film animasi One Piece seri Movie “STEMPEDE”

Object : Film animasi One Piece seri Movie “STEMPEDE”

Metode : Menggunakan metode pendekatan kualitatif

Analisis : Film animasi One Piece seri MovieE “STEMPEDE” ini mengandung pesan moral yang banyak dalam kehidupan, yaitu dapat di lihat dari kekompakan dan kepedulian sesama teman untuk meraih impian bersama-sama. Kemudian hasil dari penelitian tersebut bisa direpresentasikan menggunakan teori interaksi simbolik dengan menggunakan metode semiotika Charles Sanders Pierce yang menggunakan sign, objek, interpretan maka didapatkan hasil yakni pesan moral pada film animasi One Piece seri MovieE “STEMPEDE”

Kesimpulan : Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pesan moral yang disampaikan adalah menekankan kepada penonton untuk saling tolong menolong, kepedulian antar sesama, bekerja keras, tidak mudah menyerah, dan kekeluargaan. Film ini juga menyampaikan pesan bahwa kerja sama sangatlah penting dalam suatu kelompok karena dapat mempermudah untuk mencapai suatu tujuan.

 

Judul : Analisis Semiotika pesan moral dalam serial anime Naruto The Movie “Road to Ninja” Karya Masashi Kishimoto

Object : Serial anime Naruto The Movie “Road to Ninja” Karya Masashi Kishimoto

Metode : Menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan studi pustaka

Analisis : Dengan pendekatan teori semiotika Roland Barthes yang menggunakan denotasi, konotasi dan mitos, sehingga mendapatkan pesan moral psikologis yang digambarkan dalam “Naruto The Movie Road to Ninja”.

Kesimpulan : Pesan moral psikologis dalam fil Naruto the Movie ini disampaikan melalui tokoh-tokoh yang berperan dalam film tersebut, pesan-pesan tersebut tersaji dalam adegan dan dialog dalam “Naruto The Movie Road to Ninja”.

 

Judul : Analisis Semiotika pada Iklan OLX.CO.ID “BEKAS JADI BERKAH”

Objek : Iklan OLX.CO.ID “BEKAS JADI BERKAH”

Metode : Menggunakan metode pendekatan semiotika dalam mengkaji rumusan masalah.

Analisis : Dengan mendekonstruksi objek per-adegan dan per-elemen, pada akhirnya dapat dikemukakan makna-makna lisan yang ingin disampaikan oleh pihak OLX.

Kesimpulan : Penelitian ini menganalisis bagaimana mendekode makna-makna yang terkandung di dalam TVC OLX.co.id bertajuk “Bekas Jadi Berkah”. Dengan menggunakan pendekatan teori Saussure yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified) juga sinematografi, ditemukan makna nilai kebaikan di tengah masyarakat.

 

Judul : Analisis Semiotika pada Puisi “Sajak Balsem untuk Gus Mus” Karya Joko Pinurbo

Objek : Puisi “Sajak Balsem untuk Gus Mus” Karya Joko Pinurbo

Metode : Menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Analisis : Pembahasan dalam tulisan ini tidak akan mengulik satu persatu dari kalimat yang ada dalam puisi tersebut, melainkan hanya diambil sampel sampel yang paling mewakili dari kepenasaran pembaca terhadap ukiran kalimat Joko Pinurbo tersebut. Hubungan yang sangat baik yang telah dibangun antardua tokoh sastrawan tersebut dapat memperkaya kajian yang ada. Sebab penafsiran pembaca akan menjadi lebih dalam hingga membuka ke latar belakang kehidupan penulis serta objek dalam tulisannya.

Kesimpulan : Puisi “Sajak Balsem untuk Gus Mus” karya Joko Pinurbo menunjukkan tanda yang merepresentasikan sesuatu yang berada di luar karya tersebut. Puisi ini dapat dibaca sebagai sebuah interpretasi tentang realita yang ada dalam kehidupan yang digambarkan dengan kata-kata.

 

Judul : Analisis Semiotika pada iklan rokok CLASS MILD (ACT NOW) Tahun 2013 di Youtube

Object : Iklan rokok CLASS MILD (ACT NOW) Tahun 2013

Metode : Menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis semiotika Ferdinand De Saussure

Analisis : Dengan menguraikan menguraikan lebih detail hasil serta pembahasan dari hasil analisis iklan rokok class mild (act now) 2013 yang menujukan kompleksnya kehidupan modern.

Kesimpulan : Iklan rokok CLASS MILD (ACT NOW) Tahun 2013 menampilkan peradaban masyarakat modern yang dirundung kompleksitas permasalahan hidup. Analisis ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis semiotik Ferdinand de Saussure. Menggunakan analisis semiotika merupakan langkah yang tepat untuk menganalisis tanda, simbol, dan bahasa dalam suatu iklan karena pada dasarnya semiotika memang digunakan untuk mencari tahu makna dari suatu objek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar